Judul: Amsterdam Ik Hou van Je
Penulis: Arumi E
Penerbit: Grasindo
Tahun terbit: 2013
Sebagian besar data tentang Belanda yang tercantum dalam novel "Amsterdam Ik Hou van Je" karya ARUMI E merupakan hasil plagiasi/copy paste/modifikasi berbagai artikel yang tersebar di internet.
Berikut adalah bukti plagiasi/copy paste/modifikasi yang dilakukan penulis Arumi E. Perhatikan kalimat-kalimat yang telah dibold/dihitamkan sebagai perbandingan. Tabel kiri adalah paragraf-paragraf dalam novel "Amsterdam Ik Hou van Je" sedangkan tabel kanan merupakan sumber asli:
Novel
“Amsterdam Ik Hou van Je”
(AIHJ)
hal.39
|
Artikel
“Menelusuri Kanal-Kanal Leiden,” sumber: Radio Nederland Wereldomroep Indonesia
|
Kota ini ideal untuk dijadikan wisata
pengetahuan karena memiliki dua belas museum yang menarik. Di antaranya
Museum Lingkungan Hidup Naturalis dan Museum budaya Volkenkunde yang sering
sekali menampilkan budaya Indonesia.
|
Kota ini ideal untuk wisata pengetahuan karena memiliki dua belas museum,
mulai dari Museum Lingkungan Hidup Naturalis, sampai museum budaya
Volkenkunde yang sering sekali menampilkan budaya Indonesia.
|
Novel
AIHJ hal.40
|
Artikel
“Toleransi di Kota Tua,” sumber:
|
Sungai utama dan dua cabangnya
bertautan dengan sungai-sungai kecil yang dibentuk menjadi kanal-kanal. Pada
musim panas, kanal-kanal itu dipergunakan sebagai wisata air, sedangkan di
musim dingin, kanal-kanal itu akan membeku, kemudian dimanfaatkan warga
setempat sebagai arena ice skating.
|
Sungai utama dan dua cabangnya
bertautan dengan sungai-sungai kecil yang berupa kanal. Pada musim panas,
kanal-kanal itu dipergunakan sebagai wisata air, sedangkan di musim dingin,
ketika salju turun, menjadi arena skating yang menantang.
|
Novel
AIHJ hal.51
|
Artikel
“Bersepeda di Leiden,” sumber: Kompasiana
|
Segera saja Anggi merasakan, bersepeda
di Leiden memang nyaman dan mengasyikkan. Jalur sepeda ada di semua jalan
utama, diberi tanda garis putih. Sepeda motor yang relatif jarang,
menggunakan jalur sepeda juga. Sepeda motor sebagian dipakai oleh orang tua,
dengan desain khas yang berbeda, dengan sepeda motor yang ada di Indonesia.
|
Bersepeda di Leiden memang nyaman dan
mengasyikan. Jalur sepeda ada di semua jalan utama, diberi tanda garis putih.
Sepeda motor yang relatif jarang, menggunakan jalur sepeda juga. Sepeda motor
sebagian dipakai oleh orangtua, dengan desain yang khas yang berbeda dengan
sepeda motor di kita.
|
Novel
AIHJ hal.51
|
Artikel
“Toleransi di Kota Tua,” sumber: Suara Merdeka
|
Jika kota-kota besar lainnya di berbagai
negara maju berlomba membangun pencakar langit sebagai landmark untuk melihat
seantero kota, Leiden justru bangga dengan kastil yang tingginya hanya
sepuluh meter di atas bukit.
|
Kalau kota-kota besar dunia berlomba
membangun pencakar langit sebagai tetenger untuk melihat seantero kota
misalnya Kuala Lumpur dengan Menara Kembar, Toronto dengan CN Tower, Boston
dengan Hancock Tower, maka tidak demikian halnya dengan Leiden yang bangga
dengan kastil yang tingginya hanya sepuluh meter di atas bukit.
|
Novel
AIHJ hal.53-54
|
Artikel
“Menelusuri Kanal-Kanal Leiden,” sumber: Radio Nederland Wereldomroep Indonesia
|
Sebutan Belanda sebagai negeri kincir
angin terlihat jelas di kota Leiden. Ada sembilan kincir angin tersebar di
seluruh kota ini. Sebagian besar kincir angin sudah berubah fungsi, dari
tempat pengolahan gandum, menjadi museum. Biasanya, museum dalam kincir angin
ini memuat informasi sejarah pembangunan. Fungsi kincir angin bersangkutan
ketika masih aktif digunakan. Beberapa kincir angin juga masih memajang
alat-alat tradisional untuk mengolah gandum.
|
Potret Belanda sebagai negeri kincir angin bisa terlihat jelas di kota
Leiden. Total sembilan kincir angin tersebar di seluruh kota ini. Sebagian
besar kincir angin sudah berubah fungsi, dari tempat pengolahan gandum,
menjadi museum. Biasanya, museum dalam kincir angin ini memuat informasi
sejarah pembangunan dan fungsi kincir angin bersangkutan ketika masih aktif
digunakan. Di beberapa kincir angin, kita malah masih bisa melihat alat-alat
tradisional untuk mengolah gandum.
|
Novel
AIHJ hal.55
|
Artikel
“Bersepeda di Leiden,” sumber: Kompasiana
|
Leiden sebagai kota sepeda semakin
jelas terlihat saat Anggi keluar dari stasiun Leiden. Di depan stasiun,
persisnya sebelah kiri, di bawah tempat mangkal taksi dan di seberang jalan,
ada tempat parkir sepeda dengan desain unik: bertingkat.
|
Leiden sebagai kota sepeda memang
tampak sekali begitu saya keluar dari stasiun Leiden CS (centraal stasiun). Di
depan stasiun, persisnya sebelah kiri, di bawah tempat mangkal taksi dan di
seberang jalan, ada tempat parkir sepeda dengan desain unik: bertingkat.
|
Novel
AIHJ hal.55
|
Artikel
“Toleransi di Kota Tua,” sumber: Suara Merdeka
|
Di kota ini Anggi menyaksikan sendiri
bagaimana kota ini didesain menjadi kota yang sangat ramah bagi pengguna
sepeda dengan menyediakan jalur khusus untuk sepeda pada setiap ruas
jalannya. Di setiap kantor, kampus, ruang publik, stasiun, terminal, atau mal
disediakan tempat parkir memadai untuk sepeda.
Anggi juga mengamati, beberapa orang
dari luar Leiden yang memiliki kegiatan di kota ini tidak perlu menggunakan
mobil untuk sampai ke sini. Umumnya, mereka lebih senang mengayuh sepeda,
lalu diparkir di stasiun, dan berganti kereta api menuju kota tujuan. Nyaman,
tidak stres, dan lebih efisien.
|
Kota Leiden itu sangat ramah karena menyediakan jalur khusus untuk sepeda
pada setiap ruas jalannya. Di setiap kantor, kampus, ruang publik, stasiun,
terminal, atau mal disediakan tempat parkir memadai untuk sepeda.
Commuter (penglaju) dari luar Leiden tidak perlu menggunakan mobil untuk mencapai kota tersebut. Mereka setiap hari mengayuh sepeda kemudian diparkir di stasiun, dan berganti kereta api menuju kota tujuan. Nyaman tidak stres dan lebih efisien. |
Novel
AIHJ hal.56
|
Artikel
“Toleransi di Kota Tua,” sumber: Suara Merdeka
|
Anggi mengenal beberapa warga dari
luar Leiden yang sengaja memiliki dua sepeda. Satu untuk dikayuh dari rumah
ke stasiun dan sebaliknya. Satu sepeda lagi dimanfaatkan untuk transportasi
selama berada di Kota Leiden.
Cara ini dipilih karena kereta api yang
disediakan sangat nyaman, terjangkau, dan tepat waktu serta banyak pilihan
dengan frekuensi setiap sepuluh menit. Stasiun Sentral juga menyatu dengan
terminal bus sehingga memberikan kemudahan dan pilihan bagi warga.
|
Commuter dari luar Leiden biasanya memiliki
dua sepeda. Satu untuk dikayuh dari rumah ke stasiun dan sebaliknya. Satu
lagi dipergunakan untuk mobilitas di Leiden dan mengantar dari dan ke
stasiun.
Pola penglaju yang demikian ini sangat
memungkinkan karena kereta api sangat nyaman, terjangkau, dan tepat waktu
serta banyak pilihan dengan frekuensi setiap 10 menit. Stasiun Sentral juga
menyatu dengan terminal bus sehingga memberikan kemudahan dan pilihan bagi
masyarakat pengguna.
|
Novel
AIHJ hal.68-69
|
Artikel
“Jalan-Jalan di Amsterdam,” sumber: javamilk
|
“Walaupun Amsterdam ibu kota Belanda,
tapi jangan kau bayangkan kota ini metropolis seperti London atau Paris.
Tidak ada tempat wisata megah seperti colloseum atau Menara Eiffel. Amsterdam
adalah kota yang menawarkan suasana eksotik dengan bangunan khasnya yang kuno
dan klasik. Puluhan kanal yang membelah kota ini membuat setiap sudut jalan
terlihat indah.
Hal.69:
“…Amsterdam bukan kota sibuk yang
warganya seolah diburu waktu seperti New York. Waktu seolah berjalan lambat
di sini, nikmati saja suasana kota Amsterdam dengan santai.
|
Anda jangan berharap menemukan tempat
wisata yang megah seperti Colosseum atau menara Eiffel atau metropolis
seperti London. Amsterdam adalah kota yang menawarkan suasana eksotik dengan
bangunan khas nya yang sekaligus kuno juga klasik. Puluhan kanal yang
membelah kota ini membuat setiap sudut jalan terlihat indah.
Waktu seolah berjalan lambat di sini,
nikmati kota Amsterdam dengan santai.
|
Novel
AIHJ hal.76
|
Artikel "Amsterdam Tak Cuma Tulip dan Kincir," sumber: Kompas |
Sudah dua minggu ia tinggal di
Amsterdam. Ini adalah kota terbesar di Belanda yang sangat majemuk, dihuni
oleh berbagai suku bangsa dari berbagai penjuru dunia.
...kota ini mendapat sebutan
“The Venice of the North”. Kanal adalah semacam sungai besar dan lebar, dapat
dilalui perahu atau kapal berukuran sedang. Di sepanjang kanal-kanal ini juga
banyak terdapat jembatan-jembatan. Beberapa jembatan masih mempertahankan
model aslinya yang klasik (modifikasi dari paragraf di sebalah kanan)
|
Kota terbesar di Belanda yang sangat
majemuk karena saat ini dihuni oleh berbagai suku bangsa dari berbagai
penjuru dunia.
Kota yang mendapat sebutan “the Venice
of the North” ini merupakan kota yang banyak dilalui kanal-kanal (kali besar
yang bisa dilalui perahu/kapal ukuran sedang), jembatan-jembatan diantaranya
jembatan bermodel kuno …
|
Novel
AIHJ hal.104-105
|
Artikel
“Jalan-Jalan di Amsterdam,” sumber: javamilk
|
Amsterdam adalah kota yang sangat
memerhatikan pengguna sepeda. Di mana-mana terdapat jalur khusus sepeda dan
memang banyak orang memakai sepeda kemana-mana. Mobil dan motor pun akan
mengalah jika berhadapan dengan sepeda. Walaupun demikian, patuhi rambu-rambu
dan perhatikan adanya zona larangan sepeda.
Sepeda yang dipakai di Amstedam adalah
sepeda “tanpa gigi”, dilengkapi dengan dua macam kunci, karena sepeda mudah
hilang jika tidak dikunci. Sepeda di sini juga tidak dilengkapi rem tangan,
untuk mengerem caranya adalah membalik arah mengayuh pedal. Awalnya mungkin
belum terbiasa mengayuh sepeda model ini, tetapi setelah berbulan-bulan
terbiasa bersepeda, Anggi sudah tak canggung lagi.
|
Amsterdam adalah kota yang sangat
memperhatikan pengguna sepeda. Di mana-mana terdapat jalur khusus sepeda dan
memang banyak orang memakai sepeda ke mana-mana. Mobil dan motor pun akan
mengalah jika berhadapan dengan sepeda. Walaupun demikian patuhi rambu-rambu
dan perhatikan adanya zona larangan sepeda.
Perlu dicatat bahwa rata-rata sepeda
yang dipakai di Amsterdam adalah ‘tanpa gigi‘
alias genjot aja, dilengkapi dengan 2 macam kunci (sepeda bakal hilang kalau
tidak dikunci). Satu hal lagi adalah sepeda ini tidak ada rem tangan, untuk
mengerem caranya adalah membalik arah genjotan kaki. Awalnya mungkin belum
terbiasa mengayuh pedal sepeda model ini, tetapi lama-lama Anda akan
menikmati keliling kota Amsterdam dengan sepeda ini.
|
Novel
AIHJ hal.206
|
|
Perpustakaan Universitas Leiden
termasyur di seluruh dunia sebagian karena koleksi bahasa Indonesia yang
termasuk dalam Special Collections.
Para mahasiswa dan sarjana dari seluruh dunia telah tertarik oleh kekayaan
luar biasa dari koleksi yang terdiri dari ribuan manuskrip, foto, gambar, dan
karya cetak. Dengan sabar, dikumpulkan dalam waktu yang sangat lama. Hasil
penelitian mereka yang telah dipublikasikan dengan apik di monograf.
Bagi para peneliti, Perpustakaan Leiden bagaikan surga yang dapat memuaskan hasrat keingintahuan mereka akan naskah lama. Tak ayal, perpustakaan ini menjadi sasaran para peneliti yang ingin menuntaskan disertasi atau tesis dengan mencari naskah atau informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini, mereka berpendapat tidak ada yang lebih baik dari Universitas Leiden. |
Perpustakaan Universitas Leiden termasyur di seluruh dunia sebagian
karena koleksi bahasa Indonesia yang termasuk dalam Special Collections.
Para mahasiswa dan sarjana dari seluruh dunia telah tertarik oleh kekayaan
luar biasa dari koleksi yang terdiri dari ribuan manuskrip, foto, gambar, dan
karya cetak dengan sabar dikumpulkan selama waktu yang sangat lama. Hasil
penelitian mereka yang telah dipublikasikan dengan apik di monograf.
Bagi para peneliti, Perpustakaan Leiden bagaikan surga yang dapat
memuaskan hasrat keingintahuan mereka akan naskah lama. Tak ayal, perpustakan
ini menjadi sasaran para peneliti yang ingin menuntaskan disertasi atau tesis
mereka dengan mencari naskah atau informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini,
mereka berpendapat tidak ada yang lebih baik dari Universitas Leiden.
|
Novel
AIHJ hal.219-220
|
Artikel
“Keukenhof: Secuil Taman Surga di Daratan Eropa”, sumber: Blog Rohman Albantani
|
Tiga puluh menit kemudian, bus sudah
memasuki Kota Lisse. Dari dalam bus sudah terlihat hamparan bunga warna-warni
di taman yang luas. Anggi tak bisa berhenti berdecak mengagumi keindahannya.
Bunga berwarna ungu, hijau, kuning, merah, pink, krem, dan warna-warna lain
yang belum pernah ia lihat sebelumnya membentuk gugusan panjang berkelok-kelok
bagaikan hamparan permadani raksasa yang indah.
Kurang lebih dua puluh menit kemudian, bus yang mereka tumpangi sampai di pintu parkir taman. Di sana berjejer ratusan mobil bus berbagai jenis dengan lambang bendera berbagai negara di badan mobil, menandakan Keukonhof ini dapat ditempuh lewat jalur darat oleh negara-negara uni eropa lain seperti Jerman, Swiss, Italia, Perancis, Belgia, dan Luxemburg. Jarak dari pemberhentian bus ke pintu masuk Keukenhof panjangnya kurang dari seratus meter, tetapi butuh waktu cukup lama untuk sampai di pintu masuk karena mereka bertiga harus melalui antrian yang sangat panjang. (LANJUTKAN KE POSTINGAN DI BAWAH) |
Ketika bus melewati kota Lisse,
hamparan bunga warna warni di taman yang luas sudah menggoda mata ini untuk
tidak mungkin tidak menatapnya. Bunga berwarna ungu, hijau, kuning, merah,
pink, krem, dan warna-warna lain yang belum pernah saya lihat sebelumnya
membentuk gugusan panjang nan indah seperti hamparan permadani raksasa.
Kurang lebih 20 menit kemudian, bus
yang mengantar kami sampai di pintu parkir taman. Di sana, ratusan mobil bus
dengan karoseri yang beraneka bentuk, ukuran, bendera dan corak berjejer
menandakan Keukonhof ini dapat ditempuh lewat jalur darat oleh negara-negara
uni eropa lain seperti Jerman, Swiss, italia, Perancis, Belgia, dan
Luxemburg. Jarak dari pemberhentian bus ke pintu masuk Keukenhof tidak jauh
kurang dari 100 meter dan disini antriannya lebih panjang dari pada ketika
mengantri tiket di stasiun.
(LANJUTKAN KE POSTINGAN DI BAWAH) |
Biar lebih kuat, mungkin bisa dikasih foto atau scan halaman buku novel terkait. :D
BalasHapusUsul yang baik, akan dipertimbangkan
HapusJadi gimana ini, ditarik dari peredaran gak?
BalasHapusSeharusnya ditarik sebagai pertanggungjawaban kepada konsumen. Konsumen tentu rugi membeli novel yang dipenuhi data copas. Tapi setahu saya, sampai saat ini belum ada klarifikasi dan permintaan maaf resmi dari penerbit kepada pembaca/konsumen
HapusLebih tepat kalau dibliang kurang kreatif aja, masak bahan referensi di copy paste, mestinya referensi dibuat jadi kalimat dan frasa baru yg tidak berkesan tempelan belaka. Malas atau ga kreatif ya?
BalasHapusBanyak alasan membuat penulis melakukan copas dan plagiat. Bisa saja karena greedy, ingin menulis dengan cara gampang dan cepat. Mungkin juga karena malas mengolah data, lebih mudah copy dan tempel. Mengolah data perlu waktu dan kemampuan analisis, tidak semua penulis mampu melakukannya. Coba perhatikan novel-novel pop semacam ini, banyak yang bersetting luar negeri tapi deskripsi gamang dan hanya samar-samar
HapusSemestinya pengarang bikin karya tulis aja, bukan novel. Saya belum baca novelnya sih, tapi gak kebayang gaya tulisan artikel dibikin novel.
BalasHapusBetul. Data copas dalam novel ini mudah terdeteksi karena tidak menyatu dengan kalimat dan cerita keseluruhan. Kelihatan hanya potongan-potongan data yang ditempel
HapusApa jangan2 semua novel nya hasil copas artikel?
BalasHapushttp://arumi-stories.blogspot.com/2013/05/launching-novel-amsterdam-ik-hou-van-je.html
Ayo sama-sama mengecek novel-novelnya yang lain, terutama yang bersetting luar negeri
Hapusmungkin saudara gemblin jules bsa membandingkan novel 2060 karya yuli pritania dg novel in death series karya JD.Robb, mungkin akan menemukan hal yg menarik seperti diatar atau mungkin lebih parah.
BalasHapusSaya belum baca novelnya. Bagaimana kalau anonim yang kirim data dan pembuktian agar di posting di blog ini. Mari bareng berantas plagiasi yang semakin merajalela
HapusBenar seperti yang dikatakan anonim di atas, novel 2060 karya YULI PRITANIA terbitan Grasindo, juga merupakan PLAGIAT super parah.
HapusBandingkan dengan novel In Death series karya JD.ROBB.
Yuli Pritania hanya merubah setting novel saja menjadi setting KOREA. Dan lucunya lagi, tokoh yang ia pakai adalah nama populer dari boyband Korea : Super Junior.
Karya YULI PRITANIA ini, saya tidak tahu apakah bisa disebut Plagiat atau hanya terinspirasi. Saya punya novel 2060 ini, punya pula novel JD. Robb yang berjudul Telanjang dalam kematian aka Naked in Death (series pertama).
HapusMenurut saya memang ada beberapa hal yang sama dengan novel JD Robb itu, contohnya saja; auto-chef pada novel JD. Robb, diganti dengan auto-machine pada novel 2060. Karakter pria di novel JD. Robb dan 2060 memiliki latar belakang yang sangat mirip, penggambaran karakternya pun begitu.
Penulis mengaku hanya terinspirasi, tapi apakah inspirasi harus meniru sama persis?
Mungkin ada seseorang yang bisa menemukan letak kemiripan tersebut.
Saya Punya Novel 2060 dan saya penggemar berat JD Robb series 1 - 16 saya mengoleksinya...memang untuk masalah Authocheff dan beberapa karakter Kyuhyun dan Roarke 85% sama...Tapi Tolong Pahami dulu apa itu makna Plagiat,, si Penulis menjelaskan dia terinspirasi JD Robb/Nora Robert..dan si penulis mengembangkannya dengan penjabaran sendiri...saya sanksi seperti-nya Anonim di atas saya mempunyai masalah pribadi dengan penulisnya ya...? terbaca loh cara penyampaiannya :)
Hapusboleh ikut bergabung sebentar?
Hapussaya pembaca berbagai macam novel. entah itu yg korea-an ataupun bukan. saya juga sudah membaca in death series karya JD Robb sampai seri ke 23 survivor in death. kebetulan beberapa waktu lalu ke gramedia dan menemukan novel fanfiction 2060, sya langsung tertarik krna menyinggung soal kecanggihan teknologi masa depan dan membuat saya teringat setting waktu yg hampir berdekatan dengan karya JD Robb.
awal baca, agak curiga kalau saja novel ini isinya malah plagiat karya JD Robb. tapi smakin dalam membaca, saya justru menemukan banyak perbedaan karakter tokoh utamanya Kyuhyun-Roarke dan Eve-Hyena. latar belakang kehidupan mereka juga beda. untuk masalah autochef namanya tetap sama, tidak diganti menjadi automachine sepertinya.intinya, penulis ini tidak asal memplagiat. beberapa bagian mungkin sama karena terinspirasi, tapi lainnya dia kembangkan sendiri kok karna jlan ceritanya pun jauh berbeda dgn indeath seriesnya jd robb
saya sudah membaca Novel 2060, teman saya yang merekomendasikan, dan kebetulan juga saya penikmat karya Nora Robert aka JD Robb. mungkin letak kemiripannya memang berada pada teknologi yang berada pada jaman itu dan kekayaan yang dimiliki Kyuhyun-Roarke. tetapi bila dilihat dari kisah cinta, awal pertemuan Kyuhyun-Hyena, pekerjaan Hyena, karakter Kyuhyun, dan alasan Kyuhyun-Hyena menikah sangat berbeda dengan Naked In Death. bisakah disebut plagiat?
Hapusplagiat itu menjiplak/menyalin karya orang lain (mungkin mengedit beberapa bagian untuk penyesuaian), sedangkan terinspirasi mendapat bayangan dari sesuatu dan mengembangkannya dengan pemikirannya sendiri. menurut saya penulis 2060 lebih terinspirasi oleh In Death Series, bukan memplagiatnya. jika tidak salah di Novel 2060 penulis menuliskan bahwa dia memang terinspirasi oleh JD Robb. terinspirasi belum tentu meniru.
saya sudah membaca novel 2060, dan saya juga perbah membaca novel JD Robb. saya tidak melihat adanya plagiarisme di novel 2060. Memang ada beberapa hal yang sama seperti autochef & android, dan penulisnya mengatakan bahwa itu memang terinspirasi dari novel jd robb, namun jalan cerita nya sangat jauh berbeda. Saya rasa bagi yang sudah membaca novel 2060 dan novel JD robb bisa melihat dan menilai sendiri bahwa novel 2060 bukan plagiat dari novel in death seriesnya JD Robb.
Hapussaya sudah pernah membaca dua-duanya, dan saya akui banyak kesamaan dari segi karakter dan lain sebagainya. Pada dasarnya tidak ada pakem yang jelas yang membedakan antara terinspirasi dan plagiasi. Mungkin saja memang dia sangat menyukai cerita in death sehingga ingin membuat indeath dengan nama tokoh yang berbeda, tapi menurut saya yang namanya terinspirasi kan tidak harus membuat karakter yang sama persis, kemudian alat-alat yang sama. Yang benar-benar berbeda hanya nama tokoh dan kota setting cerita.
HapusTapi sekali lagi persepsi plagiat dan inspirasi itu bergantung pada masing-masing orang, mungkin alibi si penulis dan penggemarnya adalah terinspirasi, namun bagi pembaca yang netral seperti saya yang sama sekali tidak mengenal si penulis secara pribadi, saya menganggap ini meniru. Untuk kebenaran hanya tuhan dan si penulis yang tahu.
Saya mendoakan semoga si penulis jika kedepannya akan menerbitkan buku lagi, akan menerbitkan suatu karya yang lebih orisinil, jika memang tidak mampu untuk membuat sesuatu yang orisinil, janganlah terlalu banyak mengambil karakter, ide, cerita dan orang lain seperti yang telah di lakukan.
apakah termasuk plagiat kalau mengambil ilustrasi ttg suatu kota? Bukankah ilustrasi kota itu secara garis besar tidak akan berubah? semua orang bisa melihat hal yang sama. Masalahnya sekarang, apakah dia mencomot ide cerita yg sama dan hanya menggantikan nama orang saja?
BalasHapusMemang secara garis besar tidak berubah tapi kalau memang tidak mencomot, pasti mempunyai gaya bahasa atau penyampaian yang berbeda
Hapusalangkah lebih baiknya di cantumkan Footnote atau Novel ini terinspirasi dari ..... bla bla bla
Seperti Moga Bunda Disayang Tuhan karya Tere Liye, di halaman terakhir disampaikan kalau novel itu diilhami dari suatu kisah
Seno gumira saja mencantumkan sumbernya :)
Semoga Karya Anak bangsa semakin lebih baik.
sebetulnya filosofi pengakuan hak cipta itu tak saja sekedar perihal ekonomi, tapi juga pengakuan akan kreatifitas orang lain.
BalasHapusArumi harusnya cukup bijak mencantumkan sumbernya, baik di footnote atau bagian akhir novelnya.
penerbit dan editornya turut bertanggung jawab nih... malah saya curiga bukan arumi sepenuhnya yang nulis, bisa jadi orang lain (ghost writer) ;)
ttg ilustrasi sebuah kota yang fulcanelli tanya diatas, kalau pendapat saya sih, setiap orang punya cita rasa berbeda dalam mengilustrasikan kota, tak mungkin bisa sama...:)
nice artikel ...
boleh saya share gak di fb atau di twitter?
baru tau ada kasus ginian. gue nggak tau novelnya, dan kayaknya emang gak tertarik sama novel genre beginian. tapi apapun itu, plagiat ya tetep plagiat. dan itu nggak bisa ditolerir gitu aja. apalagi ini udah jadi dlm bentuk novel yg udah go publish. hufet banget orang macam ginian. shortcutnya ada2 aja..
BalasHapusudah baca novelnya kah ?
BalasHapusbukannya belum terbit yaa
Setahu saya banyak juga Novel yang bersetting Luar Negeri, meskipun orangnya tidak ke Luar Negeri (setting yang digunakan dalam novelnya)
BalasHapusNah.. kalau memang tidak Plagiat pasti
ilustrasinya berbada, dengan gaya penulisan yang berbeda tentunya.
Semoga akan lebih baik.
wah kok bisa tahu sedetail itu ya, sampai beberapa halaman dan artikel, jangan-jangan isu plagiat hanya mencari sensasi untuk mendongkrak penjualan novel itu sendiri... trik penerbit nih
BalasHapusKan bisa baca jadi nggakk nutup kemungkinan kalo bisa tau, untukk detielnya kan ada yang namanya riset.... Dan kalo berfikir untukk mendongkrak penjualan,,, apa harus dengan "mencoreng" nama baik penerbit dan editornya?... Kayaknya nggakk deh
HapusWah ko jdi banyk plagiat begini..??
BalasHapusmas gemblin kok gak ada kasus yang di munculin buktinya lagi sih?, kan udah ada banyak laporan itu, ditunggu ya bukti karya-karya lain yang plagiat, baik secara fisik nyata maupun plagiat ide, terima kasih
BalasHapusDebat soal kemiripan novel 2060 Yuli Pritania vs In Death Series JD Robb sudah saya angkat dalam judul tersendiri.
BalasHapusSalam Om Gemblin,
BalasHapusSaya Restu dari Detik, saya mencermati seputar isu kasus plagiasi ini, bahkan sampai saya membeli novelnya. Saya ingin membuat reportase berimbang soal kasus ini terutama secara kronologis untuk rubrik Pustaka harian Detik edisi Sabtu depan kalau bisa. Kira-kira kalau saya ingin ngobrol or wawancara seputar plagiasi ini gimana ya?
Saya ingin menurunkan tulisan seputar ini, tapi kan harus cover both side dan berimbang. jadi selain dari pihak novelis, penerbit, juga sangat diharapkan dari owner blog ini...
Trims. Ditunggu responnya dengan sangat
Restu A. Putra-Detik
Salam Mas Restu Putra,
HapusSaya hanya bisa menyarankan agar Mas Restu juga membuat perbandingan antara novel 2060 Yuli Pritania vs In Death series JD Robb. Lebih banyak yang melakukan perbandingan tentu akan semakin obyektif, terlebih jurnalis seperti Anda yang saya yakin punya kemampuan analisa yang baik. Silakan jika ingin mengutip isi blog ini untuk artikel anda.
Sukses untuk artikel Anda.
Oh, okey om Gemblin, itu bisa ditindaklanjuti... Tapi saya kalau pengen tahu gimana cerita mula penelusurannya boleh ga, mungkin bisa DM saya di twitter @restu_a_putra, supaya bisa lebih clear kronologisnya Om... :)
HapusTrims, ditunggu Om... :)
Restu A. Putra-Detik
Saudara Gemblin Jules sudah menutup kolom komentar di postingan 2060 vs In Death Series, sayang sekali. Padahal saya membawa bukti baru tentang mengendapnya kasus tersebut.
BalasHapusIni adalah komentar dari seorang yuli Pritania menanggapi apa yang tengah terjadi di postingan tersebut (source: http://m.facebook.com/100000798867135/timeline/story?ut=2&hash=-3303324616961582536&wstart=0&wend=1375340399&ustart&refid=17#menu_anchor) :
Yuli Pritania
Ada apaan, sih? Aku ketinggalan sesuatu, ya? *nguap abis tidur siang*
Suka · Senin pukul 16:46
Alfi Adistya
ada anak yg nyuruh eonn minta mf
Suka · Senin pukul 16:53
Yuli Pritania
Alfi Adistya: Siapa? Trus?
Udhlah, sini d aku blg, aku udh ngelepas semua hal2 jelek di sekeliling aku. Liat kan aku udh g bikin status apa2 lg? Jd kalian jg g usah tanggepin lg caci maki org. Just let them. Bersikap aja seolah g tau apa2. Ntar jg mereka capek.
Nyuruh aku minta maaf? Emg salah aku apa? Dan mereka siapa? Just a bunch of haters. I've already talked with my editor and she told me what to do. So...
Bsk udh bulan puasa, nih. Hindarkan smeua penyakit hati.
Suka · Senin pukul 16:57
"I've already talked with my editor and she told me what to do. So..." So diam saja nanti juga mereka capek sendiri, begitu? Menyedihkan sekali dunia literasi Indonesia...
Trims
bisa jadi itu manusia biasa. Tempat salah dan LUPA! Ya plagiat, bisa di bilang mencari inspirasi (terkadang terlalu gampang copy paste) biar tulisan lebih berkesan hidup dan sesuai deathLINE!
BalasHapusCoba deh di cek skripsi kamu dan temen-temen, plagiat juga?
Mohon Maaf Lahir batin ya
mas coba lihat novel Aeromatical karya Zhaenal Fanani vs Angel & Demonnya Dan Brown.
BalasHapusMenurutku 'tingkat plagiarisme'nya sekitar 75% - 90%...
Menurut saya, Aeromatical dan Angel & Demon memang sangat mirip.
HapusSetting tempatnya juga sama, yaitu di Vatikan. Garis besar alur ceritanya juga serupa.
Saya memang belum pernah baca buku JD Robb. tapi, apa keseluruhan buku sama? 2060 baru terbit satu buku (dari dua buku). mungkin pandangan akan berbeda jika orang sudah membaca keseluruhan cerita dari 2060. tetapi ada sedikit yang membuat saya keberatan, untuk kesamaan karakter seperti Eve dan Hyena sama-sama penikmat kopi.. Hyena bukan saja penikmat kopi di dalam 2060. itu merupakan karakter asli. dan tolong, baca dulu sampai bukunya habis. apa kisah cinta Kyuhyun dan Hye-na sama persis dengan cast di novel JD Robb?
BalasHapusthanks.